Kumpulan Puisi Islami yang Menyentuh Hati

Syair Salafi - Kali ini ada kumpulan kumpulan puisi islami yang bisa menyentuh hati, semoga bisa mengingatkan kita akan kebesaran Alloh. 

Agar kita selalu ingat kepada Alloh, senantiasa mengingatnya dan selalu menyebut nyebut namanya. Melalui puisi puisi ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Berikut dibawah ini beberapa puisi yang mudah-mudahan menginspirasi dan memotivasi kalian semua serta semoga menambah ke imanan kita kepada Allah SWT.

GURU 
(PUISI TENTANG PAHLAWAN GURU)

Pengabdianmu sungguh menyatu
Bersama langkah perjuanganmu
Membasmi orang tak berilmu
Guru Oh Guru
     
Kemana pergi keberkahan bersamamu
Engkau sungguh pahlawan bangsa
Menjadikan manusia selamat tipu muslihat

Guru
Pantas engkau menyandang gelar
Karena berbagai gelar engkau yang menggelar
Tapi,... alangkah bodohnya kita yang selalu mengina
Membesarkan kepala, membusungkan dada
Berjalan congkak, membohogni otak
     
Padahal
Belia pahlawan rakyat
Dan golangan orang yang munajat
Menyelamatkan orang orang sesat

KEBESARAN Al-QURAN 
(PUISI TENTANG AL QURAN)

Al Quran 
Firman sang Tuhan
Bagi Manusia yang membutuhkan
Di dalamnya tersirat segala pedoman
Di dalamnya tersirat segala alunan sajak
Siapapun pasti tak beranjak
     
Kala kita membaca
Siapapun pasti beriman
Kalau tahu isi kandungan 
Siapapun pasti terpesona
Mendengarkan alunan berkumandang

Al Quran menunjukan jalan
Dari orang yang malang
Untuk mengabdi pada tuhan
Pasti datang kebahagiaan
Yang dijanjikan
Dari sang Tuhan Yang Maha Penyayang

EMANSIPASI

Kodrat tetap nyata
Namun ide boleh berbeda
Tatkala wanita berkerudung api
Sungguh sejati bibir yang memerah
Badak pipi bertaburan
     
Wanita ya wanita
Pembawa ketentraman bagi rumah tangga
Tapi ada yang harus di ingat
Perjuangan jangan terlambat
Ikut membasmi makukan maksiat
Dari orang laknat
Tanggung jawab memikul di pundak

Wanita
Anda harus bangkit
menyatu dengan orang jantan
Menuju perbaikan zaman

SUARA MAYAT 
(PUISI TENTANG JERITAN SIKSA KUBUR)

Jeritan si bangkai dalam tanah
Menahan sakit yang parah
Yang tiada terkira 
Yang belum terlihat olah mata
Yang belum terdengar oleh manusia
     
Suara mayat terdengar memilukan
Oleh sekelompok semut dalam tanah
Bangkai tercambuk menakutkan
Yang belum sempat di sucikan

Penghuni tanah yang basah lembab
Menyesal
Namun sesalpun tiada guna
     
Bunga kerimbunan berguguran
Berduka atas penghuni kesepian
Yang selalu dalam kegelapan
Tiada sinar yang menerangkan
Serat serat pohon merasakan
Betapa dahsyatnya siksaan tuhan
   
PUISI TAKDIR 
(PUISI TENTANG TAKDIR)

Kuterlahir tanpa dosa
Berangkat dari kesusahan
Kutertindas oleh perasaan
     
Mengambang menyatu
Kutertakdir seorang diri
Memerangi nafsu sendiri
Susah payang kuterjangi
Itulah takdir

Kumerasa tidak mampu menghadapi
ujian menghantam
Ketanangan mengobrak abrik
Kutak ingin tertakdir kembali
Aku ingin kembali ke jalan illahi
Menyatu, Menyapu
Keterhantui atas takdirku

KEKUASAAN TUHAN 
(PUISI TENTANG TUHAN)

Terbentang langit di cakrawala
Terhias bintang gemerlap di atas kepala
Lampu terang tanpa berawan
Lampu terang tanpa kesulitan
Menerangi malam kesunyian
     
Dengan sekejab mata kau jadikan
Dimana langit dan bumi terpenuhi
Segala apa yang engkau cari
Namun
Oleh manusia serakah
Yang selalu menadahkan upah
Sang pencipta jagad raya

Manusia licik berterbangan
Mencari hakekat kehidupan
Tapi sayang
Mereka lupa tutur kata ulama'
Dzolim pada sang Kuasa
     
Padahal
Engkau pencipta segala
Yang Tanpa
Susah payah semata

PENGABDIAN 
(PUISI TENTANG SEBUAH PENGABDIAN)

Wajah tertunduk sedih bertatap malu
Membayangkan lumpur dosa yang lalu
Disuatu hari yang penuh liku liku     
Kuterjang hari hari kemaksiatan
Menindas kearifan ditengan keasyikan
Kuterjerumus kelembah kenistaan

Aku malu
Kutak kuasa mengankat pengabdian
Gelombang dosa menyantab perahu
Perahu membisu
Kurangkai dengan susah payah bangkit
Menyatu

Kuhilangkan terjalan
Wajah penuh dosa, lesu, bersimpu
Menerobos jurang jurang kerakusan
Pengabdian menyantab manusia setan
Pengabdian membawa arus kesucian
Ingin kemurnian hati
Bersama hawa yang menyejukan nurani

PUISI TENTANG NERAKA

Panas menghunus
Manusia terletak tak berdaya
Merintih sakit panas membara
Menyesal tiada arti
Berbaik tiada guna
     
Hati mati tanpa di sadari
Terjerumus rayuan setan
Sang iblis menari
Menyebarkan kepalsuan

Menari menyuguhkan kepalsuan
Disangka kesenangan
Namun akhirnya kesakitan
     
Penjaga murka membara
Membuang bahan bakar membara
Wajah bengis tanpa rasa
Tiada ampun tiada kata

Manusia bergelimit cari hati
Hilang musnah hati berduri
Kesengsaraan manusia panas terasa
Darah, nanah santapan manusia

DARAH BIRU

Darah biru
Hanya karena istilah itu
Derajat manusia jadi layu
     
Tetapi
Darah biru cuma merayu
Bagai menawarkan songkok baju
Aku termangu
Mengapa istilah itu semakin membantu

Padahal
Darah biru bahasa baru
Dari golongan orang seru
Darah biru disanjung rakyat
Walaupun sampai pada hari kiamat

Orang semakin sesat kena perangkap
Tak mungkin terobati oleh jeritan rakyat
Karena orang ingin selamat
Dari golongan orang melarat

AKU

Andaikan saja aku
Datang waktu padaku
Tak mungkin mereka mampu
Membalut lukaku

Aku manusia jalang
Dari kumpulan orang bujang
Tapi jangan anggap
Aku tak mampu
Membalut kesedihan mu

Lalu apa bedanya engkau dengan hantu
Yang sering kau kutuk itu
Aku tetap bangkit
Kau tetap melejit
Biar mereka membenciku
Aku tetap pada karirku
Sampai pada akhir penderitaanku

CINTA ALLOH

Sinar kemilau menyentuhku
Ketika aku duduk terpaku
Mengagungkan nama Tuhanku
     
Seraya itu
Bisikan merdu bernada rayu
Mengajakku

Oh.... sungguh hina menurutku
Sungguh licik
Tak semudah itu
Menggoda, merayu
Aku tetap terpaku
Mengagungkan kebesaran Tuhanku

TANGISAN MANUSIA

Di istana kumuh
Mereka singgah
Menanti arti keputusan
Dihadapan sang Qodhi
     
Meraka menjerit kesusahan
Seraya menyesali diri
Tapi suara mereka tak dihiraukan
Meraka tk mampu meminta perlindungan
Meraka tak mampu lari dari kenyataan
Bahkan meraka tak mampu menjual kebaikan
Tangisan mereka menantikan Pendengaran
Tanpa suatu perlindungan
      
Lunglai terbakar badan mereka
Tangisan mereka menyayat sedih
Dari manusia manusia yang kejih
Yang lupa pada janji
Yang jauh pada tuntunan ilahi

CINTA RASUL

Banyak dari mereka
Dengan sentuhan keimanan
Terungkap dari bibir mereka

Terkagum
Kaki membengkak
Air suci bercucuran
Semua itu terkalahkan
Tanpa sedikit keinginan
Balas kasih sayang

Kita patut
Membuka mulut manis
Bersenandung irama Rasulku
Itu tak cukup
Ah.... itu masih kecil
      
Kuikuti ucapan santun
Ketetepan tulus, budi sejati
Itu juga masih kecil

SURGA

Mata belum pernah melihat
Kenikmatan menyatu
Hati belum pernah merasakan
Kau terahasia dari kebenaran

Bagimu diruju pada seriap insan
Ada yang tuntas sampai harapan
Ada yang terjungkal rayuan setan

Segala macam terpenuhi
Segala macam pesanan
Sang permaisuri menghampiri
Sang bidadari yg belum tercemari
Itu suguhan yang sangat kecil

Itu diberikan pada setiap insan
Yang selamat dari cengkraman
Memenuhi tuntunan tuhan
Yang meninggalkan kemadhorotan
Yang beramal kebaikan
Yang berpegang keimanan

SURGA DI TELAPAK KAKI IBU

Sangat mulia
Meraka merawat menghidupimu
Membesarkan
Engkau cuma mau
Air manis pengikat hati

Sungguh berat beban itu
Sungguh mulia kalau engkau muliakan
Sungguh hina kalu engkau durhaka

Sungguh pantas penghargaan sejati
Dari sang maha suci
Surga mengalir
Dari sela kali Ibu yang suci

DI HARI ITU

Dihari itu
Kan datang saatnya
Diterpa seruling isrofil
Manusia bagaikan kapas dan, kerikil
     
Bersantapan
Manusia kebingungan
Tak tahu kemana menyelamatkan
Manusia tidak mampu
Lari dari kenyataan
Banyak pecundang
Menawarkan kebaikan pada sang Tuhan

Tetapi
Tak ada harapan
Gunung besar beterbangan
Menindih manusia kepincangan
Hancur lebur sang alam

PIKIRAN KOTOR 

Engkau coba kelabuhi
Diriku yang sedang merenung
Dengan imbalan kepuasan
Impian sebentar

Kenikmatan sesaat
Itu yang kau upamakan
Engkau akan takluk
Mati dan terpedaya

Itu imanmu kalah
Engkau menjauh
Menantang dan mengusir
Itu imanmu yang mendekat

KARUNIA

Jika kawan menerawang
Tentulah kawan terbang
Atas nukmat dari tuhan

Mengalir baik air gunung, ditepi jurang
Berlabuh deras
Diantara bantuan cadas

Cobalah tuan pikirkan
Karunia dari tuhan
Tanpa bosan
Tuhan memberikan
Namun kawan lari dari kenyataan

Cobalah anda membuka diri
Pasti anda tahu diri
Pencuri pun
Masih dikasih hati

Padahal
Yang lari dari kenyataan
Yang selalu menabur benih kedosaan
Pantas mendapat siksaan

Comments

Postingan Populer

Syair Santri Salafi - Nalangsa Can Bisa Ngaji

Syairan Santri Salafi - Sedih di Tinggal ku Umi

Syair Santri Salafi Putus Cinta